Minggu, 03 Juli 2011


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. SEKOLAH : SMA …………….
2. MATA PELAJARAN : KIMIA
3. KELAS / SEMESTER : X / 1
4. STANDART KOMPETENSI :
1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia
5. KOMPETENSI DASAR :
1.1. Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron
6. INDIKATOR :
1. Membandingkan perkembangan tabel periodik unsur untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya.
2. Menjelaskan dasar pengelom-pokan unsur-unsur.
3. Menentukan partikel dasar (proton, elektron dan netron)
4. Menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi
5. Menentukan massa atom relatif berdasarkan tabel periodik
6. Mengklasifikasikan unsur ke dalam isotop, isobar dan isoton)
7. Mengklasifikasikan unsur ke dalam logam, non logam dan metaloid.
8. Menganalisis tabel, grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, affinitas elektron dan keelektronegatifan
9. Menjelaskan perkembangan teori atom untuk menunjukkan kelemahan dan kelebihan masing-masing teori atom berdasarkan fakta eksperimen.

7. ALOKASI WAKTU : 8 X 45 Menit


A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan ke-1 :
1. Membandingkan perkembangan tabel periodik unsur untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya.
2. Menjelaskan dasar pengelom-pokan unsur-unsur.
Pertemuan ke- 2 :
1. Menentukan partikel dasar (proton, elektron dan netron)
2. Menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi
3. Menentukan massa atom relatif berdasarkan tabel periodik
4. Mengklasifikasikan unsur ke dalam isotop, isobar dan isoton)
Pertemuan ke-3
1. Mengklasifikasikan unsur ke dalam logam, non logam dan metaloid.
2. Menganalisis tabel, grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, affinitas elektron dan keelektronegatifan
Pertemuan ke-4
1. Menjelaskan perkembangan teori atom untuk menunjukkan kelemahan dan kelebihan masing-masing teori atom berdasarkan fakta eksperimen.

B. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan ke-1
 Perkembangan teori atom mulai dari Dalton sampai dengan teori Atom Modern.

Pertemuan ke -2
 Struktur atom

Pertemuan ke – 3
 Sifat fisik dan sifat kimia unsur
 Sifat keperiodikan unsur

Pertemuan ke - 4
 Sifat fisik dan sifat kimia unsur
 Sifat keperiodikan unsur

C. METODE PEMBELAJARAN
 Ceramah Bervariasi
 Tanya jawab
 Pemberian Tugas
 Diskusi
 Observasi
 Praktikum
 VCT
 Metode/Model Pembelajaran lain.

* (dipilih sesuai kebutuhan dan kemampuan guru/sekolah, serta tuntutan materi yang ada).

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PMBELAJARAN
Pertemuan ke -1
a. Kegiatan Awal
• Apersepsi
• Motivasi
• Penjajak Kesiapan siswa dalam belajar
• Informasi tujuan belajar

b. Kegiatan Inti
☺ Mengkaji literatur tentang perkembangan tabel periodik unsur dalam kerja kelompok.
☺ Presentasi hasil kajian untuk menyimpulkan dasar pengelompokkan unsur-unsur.

c. Kegiatan Akhir
• Penyampaian kesimpulan belajar
• Evaluasi

Pertemuan ke -2
a. Kegiatan Awal
• Apersepsi
• Motivasi
• Penjajak Kesiapan siswa dalam belajar
• Informasi tujuan belajar
b. Kegiatan Inti
☺ Mengkaji tabel periodik unsur untuk menentukan partikel dasar, konfigurasi elektron, massa atom relatif.
☺ Mengidentifikasi unsur ke dalam isotop, isobar dan isoton melalui kerja kelompok.

c. Kegiatan Akhir
• Penyampaian kesimpulan belajar
• Evaluasi


Pertemuan ke -3
a. Kegiatan Awal
• Apersepsi
• Motivasi
• Penjajak Kesiapan siswa dalam belajar
• Informasi tujuan belajar

b. Kegiatan Inti
☺ Mengamati beberapa unsur untuk membedakan sifat logam, non logam dan metaloid.
☺ Mengkaji keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan unsur-unsur seperiode dan segolongan berdasarkan data atau grafik dan nnomor atom melalui diskusi kelompok.
☺ Menghubungkan keteraturan sifat jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan.

c. Kegiatan Akhir
• Penyampaian kesimpulan belajar
• Evaluasi

Pertemuan ke -4
a. Kegiatan Awal
• Apersepsi
• Motivasi
• Penjajak Kesiapan siswa dalam belajar
• Informasi tujuan belajar

b. Kegiatan Inti
☺ Mengkaji literatur tentang perkembangan teori atom (di rumah setelah ditugaskan pada pertemuam sebelumnya).
☺ Mempresentasikan dan diskusi hasil kajian.
☺ Menyimpulkan hasil pembelajaran

c. Kegiatan Akhir
• Penyampaian kesimpulan belajar
• Evaluasi

E. SUMBER BELAJAR/ MEDIA PEMBELAJARAN
• Buku Paket
• Buku Penunjang
• Chart
• Skema
• Gambar
• LapTop dan LCD
• OHP
• Alat Peraga lain

* (dipilih sesuai kebutuhan dan kemampuan guru/sekolah, serta tuntutan materi yang ada).

F. PENILAIAN
A. Jenis Tagihan
1. Tugas individual
2. Tugas kelompok
3. Diskusi kelompok/Presentasi
4. Kuis
5. Ulangan harian
B. Bentuk Instrumen
1. Laporan tertulis/Format penilaian afektif/Angket penilaian afektif
2. Lembar pengamatan
3. Daftar cek/Laporan hasil diskusi/Penilaian sikap
4. Jawaban singkat
5. Pilihan ganda atau Uraian
C. Contoh Instrumen (Terlampir)


Karanggede , 1 Januari 2011

Mengetahui :
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
SMA ........



..................... ..........................
................ ......................... Read More »»

Sabtu, 14 Mei 2011

PENYETARAAN REAKSI REDOKS

Penyetaraan reaksi redoks berarti menyamakan jumlah atom dan muatan masing-masing unsur pada pereaksi dengan jumlah atom dan muatan masing-masing unsur pada hasil reaksi. Artinya sebelum muatan dan jumlah atom di kedua ruas (pereaksi dan hasil reaksi) sama, maka reaksi masih belum setara.
Penyetaraan persamaan reaksi redoks dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
• Cara Setengah Reaksi
• Cara Perubahan Bilangan Oksidasi
Dengan kedua cara ini kita akan mendapatkan reaksi redoks yang setara. Jadi tidak ada perbedaan hasil diantara keduannya, tergantung anda, mana yang lebih dikuasai.
Baiklah sekarang mari kita bahas masing-masing cara menyetarakan reaksi redoks berikut ini :
1. CARA SETENGAH REAKSI
Penyetaraan persamaan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi, yaitu dengan melihat elektron yang diterima atau dilepaskan. Penyetaraan dilakukan dengan menyamakan jumlah elektronnya. CARA INI DIUTAMAKAN UNTUK REAKSI DENGAN SUASANA REAKSI YANG TELAH DIKETAHUI.
Langkah-langkah penyetaraan :
Contoh : MnO4- + Cl- –> Mn2+ + Cl2 (Asam)
1. Menuliskan setengah reaksi kedua zat yang akan direaksikan
MnO4- –> Mn2+
Cl- –> Cl2
2. Menyetarakan jumlah atom unsur yang terlibat
MnO4- –> Mn2+
2Cl- –> Cl2
3. Menambah H2O pada suasana Asam (pada yg kurang O) dan pada suasana Basa (pada yg kelebihan O)
MnO4- –> Mn2+ + 4H2O
2Cl- –> Cl2
4. Menyetarakan atom Hidrogen (H) dengan menambah H+ pada suasana Asam dan OH- pada susana basa
MnO4- + 8H+ –> Mn2+ + 4H2O
2Cl- –> Cl2
5. Menyetarakan muatan dengan menambah elektron
MnO4- + 8H+ + 5e –> Mn2+ + 4H2O [selisih elektron pereaksi (7) dan hasil reaksi (2)]
2Cl- –> Cl2 + 2e [elektron pereaksi -2 maka di hasil reaksi harus ditambah 2e]
6. Menyamakan jumlah elektron yang diterima dengan yang dilepas dengan perkalian silang antar elektron (didapat dari penambahan jumlah elektron)
MnO4- + 8H+ + 5e –> Mn2+ + 4H2O | x 2
2Cl- –> Cl2 + 2e | x 5
Hasilnya menjadi :
2MnO4- + 16H+ + 10e –> 2Mn2+ + 8H2O
10Cl- –> 5Cl2 + 10e
————————————————————
2MnO4- + 10Cl- + 16H+ –> 2Mn2+ + 5Cl2 + 8H2O
Buktikan jumlah atom dan muatannya apakah sudah sama atau belum?….
2. CARA PERUBAHAN BILANGAN OKSIDASI
Penyetaraan persamaan reaksi redoks dengan cara perubahan bilangan oksidasi, dilakukan dengan melihat kecenderungan perubahan bilangan oksidasinya. Penyetaraan dilakukan dengan menyamakan perubahan bilangan oksidasi. PADA CARA INI SUASANA REAKSI UMUMNYA BELUM DIKETAHUI (AKAN DIKETAHUI DARI PERBEDAAN MUATAN PEREAKSI DAN HASIL REAKSI)
Langkah-langkah penyetaraan :
Contoh : Fe2+ + Cr2O72- –> Fe3+ + Cr3+
1. Menyetarakan unsur yang mengalami perubahan biloks
Fe2+ + Cr2O72- –> Fe3+ + 2Cr3+
1. Menentukan biloks masing-masing unsur /senyawa
Fe2+ + Cr2O72- –> Fe3+ + 2Cr3+
2+ +12 3+ +6
2. Menentukan selisih perubahan biloks
Fe2+ –> Fe3+ [biloks naik (oksidasi) –> selisih +2 ke +3 adalah 1
Cr2O72- –> 2Cr3+ [biloks turun (reduksi) –> selisih +12 ke +6 adalah 6
3. Menyamakan perubahan biloks dengan perkalian silang
Fe x 6 –> setiap anda menemukan unsur Fe kalikan dengan 6
Cr x 1 –> setiap anda menemukan unsur Cr kalikan dengan 1
Sehingga reaksi diatas menjadi
6Fe2+ + Cr2O72- –> 6Fe3+ + 2Cr3+
4. Menentukan muatan pereaksi dan hasil reaksi ( Jika muatan pereaksi lebih negatif/rendah maka ditambah H+ berarti suasana Asam. Jika muatan pereaksi lebih positif/tinggi, maka ditambah OH- berarti suasana basa.
6Fe2+ + Cr2O72- –> 6Fe3+ + 2Cr3+
+12 – 2 = +10 18+ 6 = +24
Artinya : muatan pereaksi lebih rendah, maka tambahkan H+ sebanyak selisih muatannya yaitu 24-10 = 14 dan diletakkan di tempat yang muatannya kurang. Sehingga reaksi menjadi
6Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ –> 6Fe3+ + 2Cr3+
5. Menyetarakan Hidrogen dengan menambah H2O pada tempat yang belum ada oksigennya.
6Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ –> 6Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O
LATIHAN :
Setarakan reaksi redoks berikut : MnO4- +ClO2- –> MnO2 + ClO4- Read More »»

LAJU REAKSI

Bab 1
pendahuluan

1.1 latar belakang
Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses berlangsung. Laju juga menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satu satua waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun.
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk.

1.2 Permasalahan
- Laju reaksi menyatakan laju perubahan konsentrasi zat-zat komponen reaksi setiap satuan waktu:
-Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap perubahan waktu.

1.3Tujuan
-Agar mahasiswa dapat mengetahui apa arti dari Laju reaksi

-Agar mahasiswa dapat menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satu satua waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun pada suatu laju reaksi.

Bab 2
Pembahasan

a. Kemolaran

Kemolaran adalah satuan konsentrasi larutan yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
Kemolaran (M) sama dengan jumlah mol (n) zat terlarut dibagi volume (v) larutan
Kemolaran (Molaritas) dinyatakan dengan lambang M, adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan.

Pengenceran larutan
Larutan pekat (mempunyai kemolaran besar) dapat diencerkan dengan menambah volum pelarut, sehingga akan diperoleh larutan yang lebih encer (kemolarannya kecil).
pada pengenceran berlaku rumus :

V1 M1 = V2 M2 V1 = volum sebelum pengenceran
M1 = kemolaran sebelum pengenceran
V2 = volum sesudah pengenceran
M2 = kemolaran sesudan pengenceran
dimana:
V1M1 : volume dan konsentrasi larutan asal
V2 M2 : volume dan konsentrasi hasil pengenceran

Volum pelarut yang ditambahkan = V2 – V1
pada pengenceran hanya terjadi pertambahan volum, sedang jumlah zat terlarut tetap, maka M2 < M1 Pencampuran larutan sejenis dengan konsentrasi berbeda menghasilkan konsentrasi baru, dengan rumusan :



b. Konsep Laju Reaksi

Laju reaksi menyatakan laju perubahan konsentrasi zat-zat komponen reaksi setiap satuan waktu:

• Laju pengurangan konsentrasi pereaksi per satuan waktu
• Laju penambahan konsentrasi hasil reaksi per satuan waktu
• Perbadingan laju perubahan masing-masing komponen sama dengan perbandingan koefisien reaksinya
Pada reaksi :
N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g)

Laju reaksi :
- laju penambahan konsentrasi NH3
- laju pengurangan konsentrasi N2 dan H2.


c. Pengertian Laju Reaksi
Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap perubahan waktu.
Pada reaksi : A (Reaktan) B (Produk)
Laju Reaksi didefinisikan sebagai :
Berkurangnya konsentrasi A(reaktan) tiap satuan waktu
Bertambahnya konsentrasi B(produk) tiap satuan waktu

Untuk persamaan reaksi: pA + qB mC + nD
V = k [A]x[B]y

Keterangan :
V = Laju Reaksi
K = tetapan laju reaksi
[ ] = konsentrasi zat
X = orde/tingkat reaksi terhadap A
Y = orde/tingkat reaksi terhadap B
x + y = orde/tingkat reaksi keseluruhan



d. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Laju reaksi dipengaruhi oleh :

Luas permukaan sentuhan/ Ukuran partikel
“Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas permukaan zat, semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang adanya tumbukan efektif menghasilkan perubahan”.
“Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat. Jadi semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi pun akan semakin cepat”.

Konsentrasi
Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan.

“Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan laju reaksi tidak dapat ditetapkan dari persamaan reaksi, tetapi harus melalui percobaan”.
Dalam penetapan laju reaksi ditetapkan yang menjadi patokan adalah laju perubahan konsentrasi reaktan.

Ada reaktan yang perubahan konsentrasinya tidak mempengaruhi laju reaksi:


Suhu

Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya suhu energi kinetik partikel zat-zat meningkat sehingga memungkinkan semakn banyaknya tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan

Hubungan Kuntitatif perubahan suhu terhadap laju reaksi:

Hubungan ini ditetapkan dari suatu percobaan, misal diperoleh data sebagai berikut:

Suhu (oC) Laju reaksi (M/detik)
10
20
30
40
t 0,3
0,6
1,2
2,4
Vt


Dari data diperoleh hubungan:
Setiap kenaikan suhu 10 oC, maka laju mengalami kenaikan 2 kali semula, maka secara matematis dapat dirumuskan

Dimana :
Vt = laju reaksi pada suhu t
Vo = laju reaksi pada suhu awal (to)

Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas. Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:

A + C → AC (1)

B + AC → AB + C (2)

Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :

A + B + C → AB + C

Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang paling dikenal adalah proses Haber, yaitu sintesis amoniak menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang paling sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium. 4. Molaritas Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi. Hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah: V = k [A]m [B]n dengan: • • • • V = Laju reaksi k = Konstanta kecepatan reaksi m = Orde reaksi zat A n = Orde reaksi zat B

Ada 2 jenis katalis :

1. Katalis aktif yaitu katalis yang ikut terlibat reaksi dan pada akhir rekasi terbentuk kembali.
2. Katalis pasif yaitu katalis yang tidak ikut bereaksi, hanya sebagai media reaksi saja.


ORDE REAKSI

Pangkat perubahan konsentrasi terhadap perubahan laju disebut orde reaksi

1 Ada reaksi berorde O, dimana tidak terjadi perubahan laju reaksi berapapun perubahan konsentrasi pereaksi.

2 Ada reaksi berorde 1, dimana perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali menyebabkan laju reaksi lebih cepat 2 kali.

3 Ada reaksi berorde 2, dimana laju perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali menyebabkan laju reaksi lebih cepat 4 kali, dst.



Untuk reaksi

A + B C

Rumusan laju reaksi adalah :

V = k [A]m [B]n
Dimana :
k = tetapan laju reaksi
m = orde reaksi untuk A Orde reakasi total = m + n
n = orde reaksi untuk B



Rumusan laju reaksi tersebut diperoleh dari percobaan.

Misalkan diperoleh data percobaan untuk reaksi :

NO(g) + Cl2(g) NOCl2(g)

Diperoleh data sebagai berikut :


Perc [NO] M [Cl2] M V M/s
1
2
3
4 0,1
0,1
0,2
0,3 0,1
0,2
0,1
0,3 4
16
8

Rumusan laju reaksi untuk reaksi tersebut adalah :

V = k [NO]m [Cl2]n
Orde NO = m Orde Cl2 = n


Maka rumusan laju reaksinya adalah :

V = k [NO]1 [Cl2]2

Harga “k” diperoleh dengan memasukan salah satu data percobaan


Maka laju reaksi pada percobaan adalah :

V = k [NO]1 [Cl2]2
V = 4 . 103 . 0,3 . 0,32
V= 108 Ms-1


Koefisien suhu reaksi :
Jika suhu naik 10oC, maka laju reaksi umumnya berlangsung dua kali lebih cepat.

Maka :


Untuk suhu turun ( T2 < T1 )




Dimana :


t = waktu laju reaksi
v = laju reaksi


e. Teori Tumbukan

Tumbukan yang menghasilkan zat baru adalah tumbukan efektif. Tumbukan efektif dapat dicapai jika
1. Molekul-molekul memiliki energi yang cukup agar dapat mulai bereaksi dengan memutuskan ikatan kimia lawan, dan molekul itu sendiri ikatan kimianya akan putus karena tumbukan dari molekul lain lawan. Energi yang diperlukan ini dinamakan energi aktivasi (Ea), yaitu sejumlah energi minimum yang diperlukan oleh suatu zat untuk memulai reaksi.
2. Posisi tumbukan harus tepat mengenai sasaran, sehingga ikatan kimia lawan dan molekul itu sendiri dapat putus. Jadi putusnya ikatan kimia memerlukan 2 hal penting, yaitu tumbukan dengan Ea dan posisi yang tepat. Perhatikan gambar di atas, walaupun energi cukup, namun jika posisinya tidak tepat, tidak semua energi mengenai ikatan, sehingga terjadi pemborosan energi. Sebaliknya walaupun posisinya tepat mengenai sasaran, namun jika energi molekul belum mencapai Ea, tumbukannya akan pelan, sehingga gaya tarik pada ikatan kimia tidak dapat diputus.


Bab 3
Penutup

2.2 Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan bab 2 dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap perubahan waktu
-Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan.,“Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan laju reaksi tidak dapat ditetapkan dari persamaan reaksi, tetapi harus melalui percobaan”. Dalam penetapan laju reaksi ditetapkan yang menjadi patokan adalah laju perubahan konsentrasi reaktan.

DAFTAR PUSTAKA

• Petrucci, Ralph. H, 1992. Kimia Dasar, Prinsip dan Terapan Modern. Terjemahan Suminar. Jakarta: Erlangga
• Brady, James E. dan J.R. Holum. 1988. Fundamentals of Chemistry. Edisi 3, New York: Jon Willey & Sons, Inc.
• Parning, Horale, Tiopan, 2006, Kimia SMA Kelas XI Semester I, Jakarta: Yudistira Read More »»

Jumat, 13 Mei 2011

VALENSI DAN BILANGAN OKSIDASI


Untuk mengerti koposisi senyawa Dan struktur molekul-molekul mereka, konsep valensi memainkan peranan peting. Bila kita memandang rumus empiris berbagai zat, timbul pertanyaan :Adakah suatu kaidah mengenai jumlah atom yang dapat membentuk suatu molekul yang stabil ? Untuk mengerti ini , marilah kita teliti beberapa senyawa sederhana yang mengandung hydrogen. Misalnya, hydrogen klorida (HCL), hydrogen Bromida (HBr), hydrogen iodide (HI), air (H2O), hydrogen sulfide (H2S), ammonia (H3N), fosfina (H3P), metana (H4C) dan silana (H4Si), Dengan menbanding –bandinkan rumus-rumus ini, akan Nampak bahwa satu atom dari sebagian unsur (seperti Cl, Br dan I) akan mengikat satu atom hidrogen untuk suatu senyawa yang stabil, sedang yang lain-lainnya bergabung dengan dua atom (O,S), tiga ato (N,P), dan bahkan dengan empat atom(C,Si), Jumlah ini, yang menyatakan salah satu ciri khas kimia yang paling dari unsur itu,disebut valensi.Maka, dapat di katakan, bahwa klor, brom, dan iod, adalah unsur-unsur bivalen, nitrogen dan fosfor, unsure trivalen,karbon dan silicon, unsur tetravalent, dan seterusnya. Hidrogen sendiri adalah unsur monovalen.
Dari sini jelaslah, bahwa valensi suatu unsur dapat ditetapkan dari komposisi senyawa nya dengan hidrogen. Beberapa unsur , misalnya beberapa logam, sama sekali tak bergabung dengan hidrogen. Karena itu valensi unsur-unsur demikian hanya dapat di tentukan secara tak langsung, dengan memeriksa komposisi senyawa-senyawa mereka yang terbentuk dengan klor atau oksigen dan menghitung beberapa atom hidrogen yang digantikan oleh unsur-unsur ini.Jadi, dari rumus magnesium oksigen (MgO) dan magnesium klorida (MgCl2), kita dapat berkesimpulan bahwa magnesium adalah logam bivalen, sama halnya dari komposisi aluminium klorida (AlCl3) atau aluminium oksida(Al2O3), jelaslah bahwa aluminium adalah logam bervalensi logam bervalensi tiga, dan seterunya.
Sebagai kesimpulan dapat di katakan bahwa valensi suatu unsur adalah bilangan yang menyatakan beberapa banyak atom hidrogen atau atom-atom lain yang eukivalen dengan hidrogen, dapat bersenyawa dengan satu atom dari unsur yang bersangkutan’ kalau perlu, valensi unsure itu di tandai dengan angka romawi di belakang lambangnya, seperti Cl(I), Br(I), N(III) atau sebagai superskrip, seperti ClI, BrI NIII, dan seterusnya.

Beberapa unsur , seperti hidrogen,atau logam-logam alkali, Nampak selalu mempunyai valensi yang sama dalam semua senyawanya.Namun, unsur-unsur lain menunjukkan valensi yang berbeda-beda; Misalnya, klor bias mono-, tri-,penta-,atau hepta-valen dalam senyawanya. Ternyata,senyawa-senyawa dari unsur yang sama dengan valensi yang berbeda-beda, menunjukkan ciri-ciri khas fisika dan kimia yang berbeda-beda.

RUMUS BANGUN

Dengan menggunakan kosep valensi, komposisi senyawa dapat dinyatakan dengan rumus strukrutur (rumsu bangun). Setiap valensi dari suatu unsur bias dianggap sebagai sebuah lengan atau kait, melalui mana ikatan-ikatan terbentuk.Tiap valensi dapat di gambarkan sebagai satu garis tungal yang di lukis keluar dari lambang unsur itu, seperti

H— Cl—

Rumus struktur senyawa-senyawa dapat dinyatakan dengan garis-garis yang dilukis antara atom-atom, seperti

H—Cl H—O—H Read More »»

Senin, 09 Mei 2011

makalah karbon


BAB I
PENDAHULUAN
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.
Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.

Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantaranya :

1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.

2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.

3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.

4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.

5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.

BAB II

ANALISIS KATION DAN ANION

Banyak ion-ion terlarut yang kita temui di sekitar kita misalnya pada air laut,sungai, limbah, atau pun dalam bentuk padatannya seperti pada tanah dan
pupuk. Unsur logam dalam larutannya akan membentuk ion positif atau kation, sedangkan unsur non logam akan membentuk ion negatif atau
anion.
Metode yang digunakan untuk menentukan keberadaan kation dan anion tersebut dalam bidang kimia disebut analisis kualitatif. Untuk senyawa anorganik disebut analisis kualitatif anorganik.

Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis
kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya.
Beberapa metode analisis kualitatif modern menggunakan sifat fisika seperti
warna, spektrum absorpsi, spektrum emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi yang rendah.

Namun demikian kita juga dapat menggunakan sifat fisika dan kimia untuk
mengembangkan suatu metode analisis kualitatif menggunakan alat-alat yang sederhana yang dipunyai hampir semua laboratorium. Sifat fisika yang dapat diamati langsung seperti warna, bau, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya

Reaksi Pengendapan

Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalamanalisa kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan
dengan warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan atau pun sentrifus. Endapan tersebut terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan.

Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut.

Perubahan kelarutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti
penting dalam analisa kualitatif, karena semua pekerjaan dilakukan dalam
wadah terbuka pada tekanan atmosfer.

Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali
pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya.Perbedaan kelarutan karena suhu ini dapat digunakan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb dapat dilakukan dengan mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida,kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I) dengan memberikan air panas.Kenaikan suhu akan memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedangkan kedua kation lainnya tidak.
Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain yang ada dalam campuran larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan ion sekutu
dan ion asing. Umumnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu yang berlebih dan dalam prakteknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi pereaksi yang berlebih. Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa memberikan eek yang sebaliknya yaitu melarutkan endapan.
Hal ini terjadi karena adanya pembentukan kompleks yang dapat larut dengan ion sekutu tersebut.

Sedangkan adanya ion asing menyebabkan kelarutan endapan menjadi
sedikit bertambah, kecuali jika terjadi reaksi kimia antara endapan dengan
ion asing. Penambahan ion asing seperti penambahan asam atau basa
kuat dan ligan dapat menyebabkan endapan menjadi larut kembali,
Contohnya pada reaksi berikut:
Ni(OH)2(s) + 2H+ Ni2+ + 2H2O
AgCl (s) + 2NH3 Ag(NH3)2+ + Cl-

Perubahan kelarutan karena komposisi pelarut mempunyai sedikit arti
penting dalam analisis kualitatif. Meskipun kebanyakan pengujian dilakukan
dalam larutan air, dalam beberapa hal lebih menguntungkan jika digunakan
pelarut lain misalnya pelarut organik seperti alkohol,eter, dan lain-lain.
Hasil kali kelarutan suatu endapan yang dipangkatkan dengan bilangan
yang sama dengan jumlah masing-masing ion bersangkutan menghasilkan
tetapan yang dikenal dengan Ksp. Misalnya, jika endapan perak klorida
ada dalam kesetimbangan dengan larutan jenuhnya:
AgCl Ag+ + Cl-
Maka Ksp = [Ag+]1 [Cl-]1

Tetapan ini dalam analisis kualitatif mempunyai nilai yang berarti, karena
tidak saja dapat menerangkan, tetapi juga dapat membantu meramalkan reaksi-reaksi pengendapan. Jika hasil kali ion lebih besar dari hasil kali kelarutan suatu endapan, maka akan terbentuk endapan, sebaliknya jika hasil kali ion lebih kecil dari hasil kali kelarutan maka endapan tidak akan terbentuk. Berdasarkan nilai Ksp ini maka kation-kation dapat dipisahkan menjadi beberapa kelompok kecil yang selanjutnya dapat memudahkan identifikasi masing-masing kation.

Reaksi Pembentukan Kompleks

Dalam pelaksanaan analisis kualitatif anorganik banyak digunakan reaksireaksi yang melibatkan pembentukan ion kompleks. Suatu ion atau molekul
kompleks terdiri dari satu atom pusat dan sejumlah ligan yang terikat dengan atom pusat tersebut. Atom pusat memiliki bilangan koordinasi tertentu yang menunjukkan jumlah ruangan yang tersedia di sekitar atom pusat.
Pembentukan kompleks dalam analisa kualitatif digunakan untuk :

1. uji-uji spesifik

Beberapa reaksi pembentukan kompleks yang sangat peka dan spesifik
dapat digunakan untuk identifikasi ion. Berikut ini beberapa reaksi pembentukan kompleks yang sering digunakan dalam analisis kualitatif:
Cu2+(biru) + 4NH3 [Cu(NH3)4]2+(biru tua)
Fe3+ + SCN- [Fe(SCN-)6]3-Ni2+ + dimetilglioksim(DMG) 1 Ni-DMG(endapan merah)

2. penutupan (masking)

ketika menguji suatu ion spesifik dengan suatu pereaksi, mungkin akan
muncul gangguan karena adanya ion lain yang ada dalam larutan.Gangguan ini dapat dicegah dengan menambahkan pereaksi yang disebut zat penutup, yang membentuk kompleks yang stabil dengan ion
pengganggu.
Ion yang akan diidentifikasi tidak perlu lagi dipisahkan secara fisika. Misalnya, pada uji kadmium dengan H2S dengan adanya tembaga. Ion tembaga dapat bereaksi dengan H2S juga, karena itu perlu ditutupi dengan cara pembentukan kompleks dengan CN- menjadi [Cu(CN)4]2-, dimana kompleks tetrasiano ini tidak akan membentuk endapan tembaga sulfida. Sedangkan kompleks [Cd(CN)4]2- tetap dapat membentuk endapan kadmium sulfida.

3. Pelarutan kembali endapan

Pembentukan kompleks dapat menyebabkan kenaikan kelarutan,sehingga suatu endapan dapat larut kembali. Contohnya pada endapan AgCl jika ditambahkan NH3 maka endapan tersebut akan larut kembali.
Hal ini terjadi karena terbentuknya kompleks Ag+ dengan NH3 membentuk kompleks [Ag(NH3)2]+.

Analisis Kation

Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis. Umumnya ini
dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya.

Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain.Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu kation.

Jenis dan konsentrasi pereaksi serta pengaturan pH larutan
dilakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa kelompok.Suatu skema analisis standar untuk mengidentifikasi 25 kation dan 13 anion yang berbeda telah disusun.

Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :
* Anion sederhana seperti : O2-, F-, atau CN- .

* Anion okso diskret seperti : NO3-, atau SO42-.

* Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi

* Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang berbasis bangat seperti oksalat.
Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil.

Untuk uji reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah

1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P. Diatas kaca arloji kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang bermata kecil yang telah bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi .

2. Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas nyala oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang terjadi berwarna hijau.

3. Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat ditambahkan asam sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan ditempat gelap. Apabila ada borat akan timbul warna hijau.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan.

Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.

b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.

c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.

d. Anion kompleks halida, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion berbasa banyak seperti oksalat
Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan saksinat




Reaksi kation
Golongan I
Ag+
1. Ag+ + HCL → AgCL ↓ putih + H-
2. 2Ag+ + 2 NaOH → 2AgOH + 2Na+ ↓ coklat
3. 2Ag+ + 2NH4 OH → 2 AgOH → NH+
Pb2+
1. Pb2+ + 2NaOH → Pb(OH)2 ↓ putih + 2 Na+ Pb(OH)2 + 2NaOH → Na2Pb(OH)4
2. Pb2+ +2 NH4OH → Pb(OH)2 ↓ putih + 2 NH4+
3. Pb2+ + 2KI → PbI2
Golongan II
Hg2+
1. Hg2+ + 2KI → HgI2 ↓ merah + 2k+HgI2 +2 KI → K2 HgI2
2. Hg2+ + 2 NaOH → Hg(OH)2 ↓ kuning +2 Na+
3. Hg2+ +2 NH4OH →Hg(OH)2 ↓ putih + 2NH4+
4. Hg2+ + 2CUSO4 → Hg(SO4 )2 + 2 CU2+
CU2+
1. CU2+ + 2KI → CUI2 + 2K+
2. CU2+ + 2 NaOH → CU(OH)2 ↓ biru + 2nA+
3. CU2+ + 2NH4 OH → CU (OH)2 ↓biru + 2NH
Cd2+
1. Cd2+ + KI →
2. Cd2+ + 2NaOH → Cd(OH)2 + 2 Na+Cd(OH)2 + NaOH → Cd(OH04 ↓ putih
3. Cd2+ + 2 NH4OH → Cd(OH)2 + 2 NH+
Golongan III A
Fe2+
1. Fe2+ + 2NaOH → Fe(OH)2 ↓ hijau kotor + 2Na+
2. Fe2+ + 2NH4OH → Fe(OH)2 ↓ hijau kotor + 2NH4+
3. Fe2+ + 2K4Fe(CN)6 → K4 {Fe(CN)6} ↓ biru + 4k+
4. Fe2+ + KSCN → Fe(SCN)2 + 2K+
Fe3+
1. Fe3+ + 3 NaOH → Fe(OH)3 ↓ kuning + 3Na+
2. Fe3+ + 3 NH4 OH → Fe(OH)3 ↓ Kuning + 3NH4+
3. Fe3+ + 3K4Fe(CN)6}2 K4{Fe(CN)6}2 ↓ biru +3k+
4. Fe3+ + 3KCNS → Fe(SCN)3 + 3K+
Al3+
1. Al3+ + 3NaOH → Al(OH)3 ↓ putih + 3Na+
2. Al3+ + 3NH4OH → Al(OH)3 ↓ putih + 3NH4+
3. Al3+ + KSCN →
Golongan III B
Zn2-
1. Zn2- + NaOH → Zn(OH)2 ↓ putih + 2Na+
2. Zn2- + Na2CO3 ZN(CO3)2 ↓ putih + 2Na+
3. Zn2- + K4Fe(CN )6 → Zn4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+
Ni2+
1. Ni2+ + 2NaOH → Ni(OH)2 hijau + 2Na+
2. Ni2+ + NH4OH → Ni(OH)2 ↓ hijau + 2NH4+
3. Ni2+ + 2Na2CO3 → Ni(CO3)2 ↓ hijau muda + 2Na
4. Ni2+ + K4Fe(CN)6 → Ni4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+
CO2-
1. CO2- + NH4OH → CO(OH)2 ↓ hijau + 2NH4
2. CO2- + 2NaOH → CO9OH)2 ↓ biru + 2Na+
3. CO2- + K4Fe(CN)6 CO4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+
4. CO2- + 2Na2CO3 → CO(CO3)2 ↓ hijau muda + 2Na
Golongan IV
Ba2-
1. Ba2- + k2 CrO4 BaCrO4 ↓ kuning
2. Ba2- + Na2CO3 → BaCO3 ↓ putih
Uji nyala
Ba → kuning kehijaun
Ca2+
1. Ca2+ + K2CrO4 → CaCrO4 Lart. Kuning +2K+
2. Ca2+ + Na2 CO3 → CaCO3 + 2Na+
Untuk uji nyala
Ca → merah kekuningan.
Sr2+
1. Sr2+ + K2CrO4 → SrCrO4 Lart. Kuning + 2K
2. Sr2+ + Na2CO3 → SrCO3 + 2Na+
Untuk uji nyala
Sr → merah karmin
Golongan V
Mg2+
1. Mg2+ + 2 NaOH → Mg(OH)2 putih + 2Na+
2. Mg2+ + 2 NH4OH → Mg(OH)2 tetap + 2NH4+
3. Mg2+ + Na3CO(NO2)6 → Mg3{CO(NO2)6} Lart. Merah darah + 3Na
ANALISIS ANION

Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada
analisis anion tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis seperti analisis kation. Uji pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkanpada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya.
Beberapa anion menghasilkan asam lemah volatil atau dioksidasi dengan
asam sulfat pekat seperti dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Reaksi sampel garam dengan asam sulfat pekat dingin Anion Pengamatan ReaksiCl- Bergelembung, tidak berwarna,bau menusuk, asap putih pada udara lembab, lakmus biru menjadi merah
NaCl + H2SO4NaHSO4- + HCl Br- Bergelembung, berwarna coklat ,bau menusuk, berasap, lakmus biru menjadi merah
NaBr + 2H2SO4 HBr +NaHSO4-2HBr + H2SO4 Br2 + SO2 +2H2OI
Bergelembung, uap ungu jika dipanaskan, bau seperti H2S.
NaI + H2SO4 NaHSO4+ HIH2SO4 + HI H2S + 4H2O + 4I2S2- Bau khas gas H2S ZnS + H2SO4 ZnSO4 + H2SCO32- Bergelembung, tidak berwarna
dan tidak berbau
Na2CO3 + H2SO4Na2SO4 +H2O + CO2SO32- Bergelembung, tidak berwarna,bau sengak
Na2SO3 + H2SO4 Na2SO4 +H2O + SO2CrO42- Perubahan warna dari kuning menjadi jingga 2K2Cr2O4 + H2SO4 K2Cr2O7 +H2O + K2SO4

Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam
keadaan dingin, tetapi nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2
yang dihasilkan, dan asetat memberikan bau khas cuka jika direaksikan
dengan asam sulfat pekat.Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
a. golongan sulfat: SO42-, SO3
2-, PO43-, Cr2O4
2-, BO2-, CO3
2-, C2O4
2-,AsO43-
b. golongan halida : Cl-, Br-, I-, S2-

c. golongan nitrat : NO3
-, NO2
-,C2H3O2-

Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4, Ba(BO2)2, BaCO3,
BaC2O4,Ba3( AsO4)2 tidak larut dalam air kondisi basa, sedangkan garam
barium anion lainnya mudah larut. Berdasarkan sifat tersebut maka
pemisahan dan identifikasi untuk golongan sulfat dapat dilakukan dengan
penambahan pereaksi BaCl2. Kecuali barium kromat yang berwarna
kuning, garam barium lainnya berwarna putih.
Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak
nitrat maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai garam perak, yaitu: AgCl (putih), AgBr(kuning), AgI(kuning muda), Ag2S
(hitam).
Anion yang tidak menunjukkan uji yang positif untuk kedua golongan di
atas kemungkinan mengandung anion golongan nitrat.Jika sampel mengandung beberapa kation maka uji pendahuluan diatas tidak cukuk untuk menentukan ada atau tidaknya suatu anion. Karena itu setelah pengujian pendahuluan dilakukan maka perlu juga dilakukan ujispesifik untuk tiap anion.

Berikut ini contoh uji spesifik beberapa anion:
1. sulfat
Ambil 1 ml sampel, tambahkan asam dan BaCl2. Jika terbentuk endapan putih maka anion sulfat ada.
2. kromat
Perhatikan filltrat pada uji 1, jika berwarna kuning maka anion kromat ada. Tambahkan pada filtrat Pbnitrat, jika terbentuk endapan kuning maka kromat ada.
3. nitrat
Ambil 1 ml sampel, tambahkan 2 ml asam sulfat pekat. Miringkan tabung uji sehingga membentuk sudut 30oC, kemudian tambahkan beberapa tetes ferosulfat melalui dinding tabung perlahan-lahan. Jika terbentuk cincin coklat maka nitrat ada.
4. asetat
beberapa tetes sampel, tambahkan etanol, perhatikan bau yang terbentuk, jika tercium bau buah maka asetat ada.
5. Cl-
Setelah dilakukan uji golongan, maka penambahan NH4OH akan melarutkan anion Cl- dan Br-, sedangkan I- tidak larut.Penambahan asam lebih lanjut dapat membentuk endapan putih jika Cl- ada.

Reaksi Anion
Anion golongan A
Cl-
1. Cl- + AgNO3 → AgCl ↓ putih + NO3- AgCl + 2NH3 → Ag(NH3)2 + Cl­-
2. Cl- + Pb(CH3COO)2 → PbCl2 putih + 2 CH3COO-
3. Cl- + CuSO4
I-
1. I- + AgNO3 → AgI putih + NO3-
2. I- + Ba(NO3)2
3. 2I- + Pb(CH3COO)2 → PbI2 + 2 CH3COO
SCN-
1. SCN- + AgNO3 → AgSCN putih + NO3
2. SCN- + Pb(CH3 COO)2 → Pb(SCN)2 putih + 2CH3COO-
3. SCN- + Pb(CH3 COO)2 → Pb(SCN)2 putih + 2CH3COO-
Golongan B
S2-
1. S2- + AgNO3 → Ag2S ↓ hitam + 2NO3Ag2S + HNO3
2. S2- + FeCl3 → FeS hitam + HNO3
3. S2- + Pb(CH3COO)2 → PbSO4 hitam + 2CH3COO-
Golongan C
CH3 COO-
1. CH3COO- + H2SO4 → CH3 COOH + SO4
2. CH3COO- + Ba(NO3)2
3. CH3COO- + 3FeCl3 + 2H2O→ (CH3COO)6 + 2HCL + 4H2O
→ 3Fe(OH)2CH3COO- merah + 3CH3COOH +HCL
Golongan D
SO32-
1. SO32- + AgNO3 → Ag2SO3 putih + 2 NO3Ag2SO3 + 2HNO3 → 2AgNO3 + H2SO4
2. SO32- + Ba(NO3 )2 → BaSO3 putih + 2NO3 BaSO3 + 2HNO3 → Ba(NO3)2 + H2SO3
3. SO32- + Pb(CH3COO)2 → PbSO3 putih + 2CH3 COO-PbSO3 + 2HNO3 → Pb(NO3) 2 + H2SO3
CO32-
1. CO32- + AgNO3 → Ag2CO3 putih + 2NO3- Ag2CO3 + 2NO3- → 2AgNO3 + H2CO3
2. CO32- + Mg(SO4)2 → MgCO3 putih + 2SO42-
Golongan E
S2O3
1. S2O32- + FeCl3 → Fe(S2O3 )3 Cl + 2Cl-
2. Pb(CH3COO)2 → PbS2O3 putih + 2CH3COO-
Golongan F
PO43-
1. PO43- + Ba(NO3 )2 → Ba3(PO4 )2 putih + 2NO3-
2. PO43- + FeCl3 → FePO4 putih kuning + 3 Cl-
Golongan G
1. Anion NO32- → ↓ coklat tipis + FeSO4 + H2SO4 P.
2. NO32- + 4H2SO4 + 6FeSO4 → 6Fe + 2NO + 4SO4 + 4H2O

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut.

Perubahan kelarutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti
penting dalam analisa kualitatif, karena semua pekerjaan dilakukan dalam
wadah terbuka pada tekanan atmosfer.


Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.
b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.
c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.
d. Anion kompleks halida, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion berbasa banyak seperti oksalat
B. Saran

1. Diharapkan dengan adanya makalah ini mampu membantu mahasisiwa untuk menjawab masalah-masalah dalam kimia khususnya yang menyamgkut hal yang berkaitan dengan analisis kualitatif
2. Diharapkan kepada pembaca agar mampu memberikan saran yang memabangun untuk pembuatan makalah selanjut nya agar lebih baik dari yang telah ada sekarang.
3. Diharapkan makalah ini mampu menambah literatur di perpustakaan untuk menambah pengetahuan pembaca khusunya mahasiswa
































































Daftar pustaka


Shvehla, G. 1995. Vogel Buku Teks Analisis Makro dan Semimikro I. PT. Kalman Media Pustaka: Jakarta.
Haryadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia: Jakarta.







































Read More »»

Kamis, 05 Mei 2011

sms romantis

1. Jika air adalah ciuman, aku akan kirimkan lautan. Jika pelukan adalah daun, aku akan kirimkan pohon. Jika cinta itu abadi, kutawarkan keabadian cintaku padamu!
2. Kutuliskan namamu di langit, angin meniupnya. Kutuliskan namamu di laut, badai membawanya. Kutuliskan namamu di hatiku, cinta namanya.
3. Ada 12 bulan dalam setahun, 30 hari dalam sebulan, 7 hari dalam seminggu, 60 detik dalam satu jam. Tapi hanya ada kamu seorang sepanjang hidupku.
4. Hanya ada dua alasan aku bangun setiap pagi: alarmku dan kamu!
5. Dalam benak orang bijak ada ide, solusi dan alasan. Dalam benak para ahli ada formula kimia, teori dan rumus. Di dalam benakku, hanya ada kamu!
6. Aku pernah berpikir, aku tak akan bisa mewujudkan impianku. Tapi pikiran itu sekejap hilang sejak aku melihatmu.
7. Kata dimulai dengan ABC, Angka dimulai dengan 123. Lagu dimulai dengan do re mi. Cinta dimulai dengan aku dan kamu
8. Ada samudera di lautan, ada hutan di pegunungan. Semuanya kuseberangi demi cintaku padamu, sudahkah kamu menerimanya?
9. Saat kukirimkan SMS ini aku kehabisan kata-kata. Kehabisan Baterai. Kehabisan Pulsa. Tapi cintaku ini takkan pernah habis untukmu.
10 Sherlock Holmes itu idiot! Graham Bell itu bodoh! Yang satu detektif, yang satu penemu telepon. Tapi tak seorangpun yang menemukanmu selain aku. Aku jenius ya!
11. Ah aku lupa namamu, boleh aku memanggilmu milikku? Dan kamu juga lupa namaku :( Kamu boleh memanggil aku milikmu kok :)
12. Cinta itu 4 langkah doang: 1. aku 2. kamu 3. kita 4. cinta
13. Aku mencintaimu! Jika kamu benci aku, panah saja diriku. Tapi jangan di hatiku ya, karena di situ kamu berada
14. Kuminta mawar diberi-NYA taman. Kuminta setetes air diberi-NYA lautan. Kuminta malaikat diberi-NYA kamu!
15. Hei kamu! Kamu pasti pencuri karena kamu mencuri hatiku. Kamu pasti lelah karena kamu selalu berlari di pikiranku. Tapi aku kangen kamu
16. Kenapa sih kamu nggak SMS-in aku… a. Sibuk b. Lagi Nyetir c. Lupa d. kamu pengen aku kangenin kamu ya?
17. Seorang malaikat bertanya padaku, kenapa sih kamu cinta dia? Aku menjawabnya, karena tidak ada alasan untuk tidak mencintai dia
18. Aku dan kamu itu malaikat dengan satu sayap. Jadi kalau kamu nggak bisa terbang, boleh nggak sih aku menemani kamu?
19. Boleh nggak sih aku bilang aku cinta kamu hari ini? kalau besok gimana? besok lusa? besoknya besok lusa? gimana kalau selamanya?
20. Kamu bilang Hi! aku diem aja. Kamu tersenyum, aku buang muka. Kamu bilang cinta, aku nggak suka. Tapi kalau kamu bilang selamat tinggal, aku kehilangan.
21. Sahabat itu manis kalau baru. Lebih manis kalau jadi cinta. Tapi yang paling manis kalau itu adalah kamu.
22. Kalau kamu sedih nanti, telepon aku ya. Aku nggak janji bikin kamu ketawa, tapi aku janji aku akan menangis bersamamu.
23. Saat melihatmu, aku takut menyentuhmu. Saat menyentuhmu, aku takut menciummu. Saat menciummu, aku takut mencintaimu. Saat mencintaimu, aku takut kehilanganmu.
24. Andai aku jadi bantal, biar kau bersandar. Andai aku jadi tempat tidur, biar kau berbaring. Andai aku jadi selimut, akan kupeluk kau erat.
25. Alasan kenapa aku kangen kamu: karena kamu manis, kamu baik, kamu cakep deh, dan kamu belum SMS-in aku!
26. Aku suka matahari krna sinarnya menghangatkan jiwa, Aku juga suka Bulan krna cahaya redupnya
menenangkan hati, tapi Aku lebih suka Bumi krna dibumi ada kamu!!
27. Sepi bukan berarti Hilang, diam bukan berarti Lupa, dan jauh bukan berarti Putus!!!
krna diantara kita ada stu ikatan yg tdk mdh dilupakan yaitu CINTA!!!
28.  Redup awan memecah bumi, tiupan angin membawa mimpi, ucapan slmt pagi
ingin kuberikan bagi yg blm mandi upss…bau sekali..hehe tapi km ttp cantik kok met pagi bebs.
29.  ehm ehmm udah malem wktunya km merem, baca doa dulu biar adem, biar gak mimpi serem.
dalam hitungan ke enem. ayo merem mulutnya mingkem…met malemmm
30.  1+1 = 2 mataku ingin melihatmu, 59+1= 60 menit ku mengingatmu, 23+1= 24 jam ku memikirkanmu,
6+1= 7hari aku merindukanmu , 11+1= 12bulan and seterusnya km adalah cintaku…
CAUTION:
Hati-hati, SMS ini bisa menyebabkan berbagai efek samping, di antaranya:
- Tidak bisa tidur
- Jantung berdebar-debar
- Kangen berlebihan
Jika terjadi indikasi di atas segera siapkan: pulsa yang banyak. dandan yg cantik & makan malam yg romantis.
itu sbagian kata2 cinta terindah yg prnh aku trima yg prnh dikirim someone lwt sms.
Read More »»